Kapal Asing Berada di Perairan Natuna, TNI Siagakan Kapal Perang

Loading

Kabupaten Natuna, adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Natuna merupakan kepulauan paling utara di selat Karimata. Di sebelah utara, Natuna berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja, di selatan berbatasan dengan Sumatra Selatan dan Jambi, di bagian barat dengan Singapura, Malaysia, Riau dan di bagian timur dengan Malaysia Timur dan Kalimantan Barat. Natuna berada pada jalur pelayaran internasional Hongkong, Jepang, Korea Selatan dan Taiwan.

Kabupaten ini terkenal dengan penghasil minyak dan gas. Cadangan minyak bumi Natuna diperkirakan mencapai 1. 400.386.470 barel, sedangkan gas bumi 112.356.680.000. barel. Hewan khas Natuna adalah kekah.

Seperti kita ketahui, situasi perairan Natuna sedang memanas yang disebabkan aktifitas nelayan asing yang sedang berada di perairan natuna yang diduga melalakukan ilegal fishing.

Seperti yang dilansir media online www.detik.com, Kapal pencari ikan dan coast guard China memasuki Zona Ekonomi Eklusif (ZEE) wilayah hak berdaulat Indonesia di Perairan Natuna. Kapal-kapal perang Indonesia sudah berada di lokasi, namun hanya mengamati. Kenapa tidak menembak?

“Pantauan terus dilakukan, perkembangan masih tetap sama seperti kemarin,” kata Kepala Dinas Penerangan Komando Armada (Koarmada) I, Letkol Laut (P) Fajar Tri Rohadi, kepada wartawan, Selasa (7/1/2020).

Fajar mengatakan sejauh ini kapal-kapal dari Negeri Tirai Bambu masih bercokol di situ. Ibaratnya, kapal-kapal ini seperti penghuni liar di kawasan milik seseorang, namun penghuni liar tersebut emoh disuruh pergi.

“Maka kita harus hadir di situ (Natuna),” kata Fajar.

Cara supaya kapal-kapal asing itu pergi adalah dengan menduduki perairan itu. Kini sudah ada delapan kapal perang milik TNI yang ada di laut Natuna. Kapal-kapal itu punya kemampuan menembak. Kenapa kapal perang RI tidak menembak supaya mereka enyah dari wilayah hak kedaulatan NKRI?

“Kenapa tidak ditembak? Kita tidak dalam kondisi perang,” kata Fajar.

Pengusiran tidak bisa dilakukan dengan tembakan dari kapal-kapal perang RI. Dia menjelaskan, kapal-kapal China yang ada di lokasi adalah kapal pencari ikan. Mereka mengklaim punya hak untuk mengambil ikan. Padahal, tak ada landasan legal di dunia internasional yang memperkuat klaim mereka. Penjelasan kedua kenapa kapal perang RI tidak menembak berkaitan dengan status kapal-kapal China itu sendiri.

“Kedua, yang datang ke sini adalah kapal pemerintah, bukan kapal perang. Kapal negara asing itu bukan kapal yang datang ke sini untuk perang atau invasi, melainkan dia adalah kapal coast guard, kapal sipil, non-military target,” kata Fajar.

Delapan kapal perang RI di Natuna saat ini berjenis korfet, fregat dan oiler (tanker). Kapal korvet mempunyai kemampuan pertahanan di permukaan, anti-kapal selam, anti-serangan udara, dan melancarkan serangan udara.

Kapal fregat punya kemampuan seperti korvet, bahkan berukuran lebih besar ketimbang korvet. Namun kapal-kapal ini tak melepas tembakan ke arah kapal-kapal China.

“Ini bukan operasi tempur, hanya mengusir kapal,” kata Fajar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Tingkatkan Sinegritas TNI-Polri, Polres Binjai Berkunjung ke Batalyon Raider 100/Ps
Next post Minimnya Pasokan Air, Satgas Yonif RK 136/TS Gotong Royong Dirikan Bak Penampungan Air Di Tehoru