Home » Gadis Hijab Perebut Mendali Emas

Gadis Hijab Perebut Mendali Emas

Loading

Binjai – Halimah (26) sosok wanita yang tangguh dan memiliki karakter disiplin tinggi. Wanita kelahiran Medan pada tanggal 30 Desember 1993 silam ini, sudah dididik sejak dini oleh kedua orangtuanya. Didikan itulah yang membawanya menjuarai berbagai event Kempo dikejuaran tingkat Daerah dan Nasional.

Kejuaraan yang diraihmya pada pekan lalu, ia berhasil meraih mendali emas pada kelas Randori Senior Kempo di tingkat Kejuaraan Nasional (Kejurnas) yang diadakan di Bandung. “Alhamdulillah, pada kejuaraan Nasional di Bandung, saya mendapat mendali emas,” kata Puput, panggilan kecil wanita ini, Rabu siang, 4 Desember 2019.

Terjawab karakternya yang kaut dan disiplin ternyata sejak kecil puput ingin masuk dunia militer. Semasa kecil, dirinya bercerita, besar keinginannya untuk terjun di dunia militer. Untuk meraih itu, anak ke 2 dari 7 bersaudara pasangan Ardison dan Sastrawati, inipun berlatih keras serta terus menanamkan kedisiplinan yang diajarkan kedua orang tuanya.

“Cita-cita sih memang ingin menjadi Komando Wanita (Kowat). Karena menurut saya, seragam yang dikenakan sungguh gagah,” kenang dia.

Namun sayang, harapannya pupus ditengah jalan dengan berbagai faktor. Salah satu faktor yang mencolok adalah postur tubuh yang kurang memadai.

“Jadi, saat itu saya sudah mencoba. Tapi, karena kurang tinggi sedikit, jadi saya tidak diterima. Pokoknya, sampai sekarang saya paling sensitif liat loker yang persyaratan nya ada tinggi badannya,” cerita dia sembari tersenyum lebar.

Disisi lain puput tersisihkan dengan persyaratan tinggi badan. Namun dia membuktikan pada dunia, dia menepis persyaratan itu dan meraih mendali emas.

Banyak moment yang dilewatinya seperri dunia pendidikan. Kegagalan ingin mengabdi kepada Negeri, dengan masuk dunia militer tidak mematahkan semangat untuk terus menjalani hidup dan mengabdi kepada Negeri. Dengan kehidupan yang pas-pasan karena orang tua hanya sebagai pedagang.

Seusai menjalani pendidikan disalah satu SMA di Binjai. Wanita yang kini menjadi seorang guru SD Negeri 020584 Kota Binjai, melanjutkan pendidikan ke Universitas Negeri Medan (Unimed).

“Di universitas itu, semua golongan menjadi teman saya. Bukan hanya dari kalangan kaya, miskin saja. Tapi, dari peminum, penjudi dan berbagai macam bentuk manusia saya temani,” jelasnya sembari tersenyum kembali.

Semua itu tidak serta merta membuatnya ikut terjerumus ke dunia kelam. Meski memiliki berbagai teman yang terbilang kurang baik. Dirinya memilih untuk tetap dijalan yang lurus dan terus tawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

“Bergaulkan boleh sama siapa saja dan tanpa batas. Tapi, semua tergantung pada kitanya, mau ikutan terjun kedunia kelam atau tidak. Intinya berteman ini, ambil yang baik dan tinggalkan yang buruk. Kalau bisapun, kita ajak teman kita kejalan yang baik,” katanya.

Ternyata jiwa dan karakter petarung tak hilang. Puput Sempat terjun dari Silat ke dunia Kempo pada tahun 2009.

Dikatakan dia, jika sebelum terjun kedunia olahraga (beladiri) Kempo, dirinya pernah juga menggeluti silat dan masuk dalam kepengurusan. Setelah mengenal dunia Kempo tepat tahun 2009 lalu. Ketertarikan di Kempo, lebih besar dan lebih fokus untuk berkarier didunia beladiri yang kini membesarkan namanya itu. “Sayapun heran, kenapa bisa terjun didunia Kempo. Padahal sebelumnya saya sempat berlatih silat,” jelas dia.

Diakuinya, kariernya naik di beladiri Kempo, terbilang singkat. Disini, sebagai atlet Kempo karier terus menanjak dan kerap menjuarai berbagai event. “Kejuaraan pertama ikut kejuaraan antar pelajar, disitu saya berhasil mendapat mendali perak,” kata wanita bertubuh mungil ini.

Tidak lama mengikuti kejuaraan ini, jelasnya, tim Aceh Utara pinjam atlit cewek dari Kota Binjai, mengikuti event unsyiah cup. “Kalau gak silap, disitu saya bawa perak. Yang kedua kali tim Aceh Utara, juga pinjam lagi dan berhasil membawa emas di Provinsi Aceh,” terang dia.

“Lumayan banyak even sih yangg udah pernah di ikuti dan alhamdulillah, klo pulang ada saja mendali yang saya bawa pulang,” tegasnya, sembari mengatakan kejuaraan Nasional di Bandung, membawa mendali emas.

Semua kembali lagi kepada siapa yang melahirkan kita. Puput tak lupa sangat berterimakasih kepada kedua orang tua.

Dengan berbagai prestasi yang diterimanya, dirinya mengucapkan beribu terimakasih kepada kedua orang tua. Karena sudah membesarkan dan mendidiknya hingga sampai saat ini. Meski belum bisa membalas segala jasa kedua orang tuanya selama ini.

“Beruntung punya mama dan papa yang super protect, mungkin kalo papa dan mama gak protect, aku nya bisa salah pergaulan kali ya,” katanya.

Karena zaman kuliah, papar dia, memang terlalu banyak kalangan yang aku temani. Beruntung, bimbingan kedua orang tua dan lindungan Allah, selalu menyertai dalam setiap langkah dikehidupan. “Sosok papa, yang sangat penyayang dan sayang nya papa terlalu jarang kumpul sama keluarga, dari dulu ya memang selalu jauh dri kluarga. Tapi itu murni pengorbanannya untuk keluarganya, anak2nya,” katanya.

“Dari mereka aku bisa hidup, bisa sekolah, bisa merasakan semuanya. Meskipun gak semuanya manis. Dan sangat di sayangkan lagi belum mampu berbuat apa untuk mereka, insha allah di masa selanjutnya mereka bisa menggantungkan hidup mereka ke puput,” harap dia. (Bnews – DA)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top