Mahasiswa Unpab Perkenalkan Pupuk Organik Dengan Teknologi Bokashi Kepada Warga Asahan

Loading

Binjai – Kelompok KKN mahasiswa Agroteknologi Fastek Universitas Pancabudi Medan melaksanakan sosialisasi dalam rangka penyuluhan Teknologi Bokashi di dusun 2 desa Tomuan Holbung, Asahan, Senin, 5 Agustus 2019

Kegiatan KKN yang mengambil judul “Pemanfaatan Limbah Daun Kering Tanaman Karet sebagai Pupuk Organik dengan Teknologi Bokashi” tersebut dirancang melalui hasil survei dan observasi kelompok mahasiswa KKN Agroteknologi yang menemukan limbah perkebunan dari daun-daun kering pada tanaman karet yang tidak dimanfaatkan dan hanya dibersihkan dengan cara dibakar saja.

Selanjutnya kelompok KKN mahasiswa Agroteknologi yang diketuai oleh Reza Andry Prabowo merumuskan permasalahan tersebut sebagai program KKN. Dengan didampingi oleh Dosen Pendamping Lapangan (DPL) Muhammad Taufiq, S.TP, M.Si, kemudian dirancang program kegiatan KKN yang menitikberatkan program KKN kepada pembuatan pupuk organik dengan cara teknologi bokashi. 

“Pupuk organik dengan teknologi bokashi ini nantinya dapat menjadi solusi dari pemanfaatan potensi desa. Sebagaimana kita ketahui dalam memanfaatkan lahan pertanian dengan cara sistem pertanian vertikultur maka sangat diperlukan unsur hara berupa pupuk organik agar tanaman yang dibudidayakan dapat tumbuh, berkembang dan mengahsilkan dengan baik”, ujar Reza saat ditemui di Binjai, Kamis, 8 Agustus 2019.

Reza Andry juga mengatakan, tingginya harga pupuk kimia yang dijual dipasaran serta kelangkaan pupuk kimia ini sering membuat resah para petani. Oleh karena itu sangat diperlukan alternatif pupuk sebagai pengganti pupuk kimia tersebut yaitu dengan pembuatan pupuk organik dengan teknologi bokashi. 

Sementara itu dosen Pendamping Lapangan Muhammad Taufiq, S.TP, M.Si mengutarakan bahwa bokashi adalah hasil fermentasi bahan-bahan organik seperti limbah-limbah organik, bisa berupa dedaunan kering tanaman perkebuan sepeti karet, sawit dan lainnya, kemudian ditambahkan bahan organik lainnya seperti sekam, jerami, kotoran ternak. 

Selanjutnya ditambahkan juga bahan aktivator yang berfungsi untuk mempercepat proses fermentasi yang biasa dikenal dengan Effective Microorganism (EM). “Penggunaan EM tersebut tidak hanya mempercepat proses fermentasi tetapi juga dapat menekan aroma tidak sedap yang biasanya muncul pada proses pembusukan atau penguraian bahan organik”, ungkap Muhammad Taufiq.

Bertepatan pada kegiatan tersebut pula perangkat desa dengan diwakilkan oleh kepala Dusun 2 Desa Tomuan Holbung berharap agar pelaksanaan KKN di Desa Tomuan Holbung ini dapat menjadi kegiatan yang rutin setiap tahunnya. Beliau juga mengutarakan bahwa kegiatan KKN dari Universitas Pembangunan Panca Budi ini sangat baik dalam mengangkat nama desa dan tentunya dapat mengembangkan potensi desa agar menjadikan desa yang lebih unggul mampu bersaing dan produktif dalam meningkatkan taraf perekonomian masyarakat desa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Grogi Saat Hendak Diperiksa,Polsek Binjai Barat Amankan Faisal
Next post Bedasarkan Putusan Mk, KPU Akan Tetapkan Caleg Terpilih,