Wukuf Cinta

Loading

Saya mencoba menyapu tatapan di sekitar, terlihat pemandangan haru yang menggetarkan jiwa bagi yang menyaksikan. Semua hamba Allah berbusana satu, berwarna satu, di tempat yang satu, di waktu yang satu dan bermunajat pada yang Maha Satu. Isak tangis terdengar dari sudut-sudut kemah, beberapa wajah tanpak sembab mengalirkan embun keinsyafan dari bola matanya dan selanjutnya mengalir deras diantara sisi wajahnya. Bibir-bibir suci melantunkan berbagai zikir taubat, tertunduk lesu di atas hamparan sajadah permadani pasir yang membentang.

Meski panas terik, tak mengganggu ritual paling sakral dalam ibadah ini, berantrian kamar mandi dengan kesabaran sungguh sangat berbeda ketika antri di lokasi antri kamar mandi umum terminal atau bandara. Bahkan masih ada yang sambil berzikir dan membaca Alquran saat menunggu giliran.

Beberapa orang tak mampu mengontrol dirinya hingga menangis sesunggukan, ada yang meraih HP nya untuk menghubungi keluarga atau temannya hanya sekedar memohon maaf. Yang kaya, yang berpangkat, yang terkenal, pada saat itu tak dikenal. Semua sibuk dengan munajatnya masing-masing..subhanallah, itulah suasana wukuf di Arafah yang saya saksikan dalam ibadah haji tahun 2008. Tak terasa saya pun saat itu terbawa suasana, gelombang kesyahduan pasti akan menggetarkan jiwa-jiwa lemah sampai pada insan yang memiliki hati keras sekalipun.

Wukuf bermakna berdiam diri, Arafah adalah tempat dimana Adam dan Hawa pernah dijumpakan Allah kembali setelah mereka terpisah di bumi akibat kesalahan memakan buah khuldi. Wukuf di Arafah bagian dari rukun haji yang wajib dilaksanakan, bila ada yang tak melaksanakannya maka ia wajib mengganti hajinya pada tahun mendatang. Dan inti ibadah haji adalah wukuf di Arafah.Karena ketatnya ibadah ini, sudah pasti terdapat hikmah yang besar di dalamnya.

Wukuf menyiratkan kepada kita pentingnya bertafakkur atas perjalanan hidup ini, dia bagaikan halte tempat istirahat bagi kita untuk melanjutkan perjalanan, mengumpulkan kembali energi yang besar, menyiapkan bekal yang banyak dan tentunya menata hati dan fisik dalam mengantisipasi lika-liku jalanan yang misterius.

Selesai shalat fardhu kita disunnahkan berzikir, di saat akhir Ramadhan kita disunnahkan i’tikaf, dulu ketika Nabi Muhammad SAW sebelum dilantik menjadi Rasul juga senang berdiam diri di gua Hira’. Ibnu Abbas pernah berkata, tafakkur sesaat itu lebih baik daripada qiyamullail.

Beberapa kepercayaan menganggap bahwa meditasi adalah cara ampuh mendapatkan ketenangan, salah satu bentuk olahraga yang disebut Yoga juga dianggap mampu menghilangkan pikiran negatif dan menghasilkan energi. Tapi bagi Anda yang mendambakan bahagia, cukup berwukuf dan bertafakkur mengumpulkan energi tersebut, tak mesti wukuf di Arafah bila belum mampu, berwukuflah di tempat dan waktu yang Ia cintai.

#salamcinta

sumber https://umarmukhtar.home.blog/2019/08/10/wukuf-cinta/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Previous post Cinta Tergadai
Next post TNI-Polri Kawal Pembersihan Lahan HGU PTPN II Tunggurono