![]()
BNEWS.ID, Medan – Momen libur Lebaran dimanfaatkan masyarakat untuk berwisata bersama keluarga. Salah satu destinasi yang ramai dipadati pengunjung di Kota Medan adalah Taman Buaya Asam Kumbang, yang terletak di Jalan Bunga Raya II, Medan Selayang, Sumatera Utara. Tak hanya menghadirkan hiburan, taman ini juga menjadi wisata edukatif yang memperkenalkan kehidupan buaya secara langsung kepada publik.
Taman buaya yang dikenal sebagai penangkaran buaya terbesar di Indonesia ini menjadi magnet wisatawan karena menampung 285 ekor buaya muara dari berbagai usia, mulai dari 3 hingga 60 tahun. Di antara ratusan koleksi tersebut, dua ekor buaya menjadi primadona: buaya raksasa berusia 51 tahun dengan bobot mencapai 800 kilogram, serta buaya buntung tanpa ekor yang juga mengalami kebutaan, dan telah hidup di taman tersebut selama 34 tahun.
Selama libur Lebaran, taman ini dipenuhi pengunjung, baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Mereka datang untuk menyaksikan langsung hewan predator tersebut, sekaligus memberi makan buaya dari balik pagar kandang menggunakan ayam atau bebek yang dijual oleh pihak pengelola. Daging tersebut dapat dibeli seharga Rp25.000 per bungkus. Sementara tiket masuk ke taman ini hanya Rp20.000 per orang, untuk semua usia.
“Buaya buntung ini unik dan jadi favorit pengunjung karena kondisinya yang langka. Meskipun tidak memiliki ekor dan penglihatannya sudah tidak berfungsi, buaya ini tetap bertahan hidup hingga puluhan tahun,” ujar Syahrizal, pengawas taman buaya.

Selain koleksi buaya muara (Crocodylus porosus) yang berasal dari kawasan Asia dan Australia, taman ini juga memiliki jenis buaya sinyulong (Tomistoma schlegelii). Tak hanya itu, terdapat pula satwa lainnya seperti ular python berusia 37 tahun, kelinci, monyet, kura-kura, dan biawak.
Syahrizal juga menjamin keamanan bagi seluruh pengunjung. Semua kandang telah dibangun dengan pengamanan maksimal dan diawasi oleh pawang profesional.
“Kami memastikan kandang-kandang yang ada di taman ini sangat kuat dan aman. Jadi pengunjung tidak perlu khawatir saat berada dekat dengan buaya, bahkan ketika sedang memberi makan,” tegasnya.
Taman Buaya Asam Kumbang memiliki sejarah panjang. Tempat ini awalnya merupakan penangkaran pribadi milik Lo Tham Muk, yang mulai mengelola buaya sejak 1959. Pada tahun 1970-an, penangkaran ini mulai dibuka untuk umum sebagai objek wisata edukasi. Hingga kini, taman tersebut telah berhasil membiakkan ratusan ekor buaya muara.

Salah satu pengunjung, Anisa, mengaku datang jauh-jauh dari Batam bersama keluarganya untuk menikmati liburan sekaligus memperkenalkan hewan buas kepada anak-anak.
“Selain mengunjungi saudara di Medan, saya dan keluarga menyempatkan diri ke taman buaya ini. Anak-anak senang sekali melihat langsung buaya dari dekat, apalagi bisa memberi makan. Ini pengalaman yang langka,” ujarnya saat ditemui di area kandang buaya berusia 51 tahun, Minggu (6/4/2025) siang.
Taman Buaya Asam Kumbang tak hanya menjadi tempat wisata alternatif di Medan, tetapi juga sarana pembelajaran dan pengalaman baru yang menyenangkan bagi seluruh anggota keluarga. Dengan harga tiket terjangkau dan koleksi hewan eksotis yang menarik, taman ini layak menjadi pilihan utama untuk mengisi waktu libur bersama orang tercinta. (F08)
Bagikan berita ini :








