POJOK LITERASI: Meningkatkan Literasi Keuangan Digital
Bogor, Direktorat Jenderal IKP Kemenkominfo bekerjasama dengan Komisi I DPR RI menyelenggarakan Forum Diskusi Publik dengan tema “POJOK LITERASI: Meningkatkan Literasi Keuangan Digital”. Kegiatan ini dilaksanakan secara virtual melalui aplikasi Zoom dan disiarkan secara langsung melalui platform YouTube. Rabu (3/04/2024), peserta yang berpartisipasi adalah masyarakat dari Kabupaten Bogor.
Latar belakang pemilihan tema “Meningkatkan Literasi Keuangan Digital” dalam kegiatan ini mencerminkan kebutuhan mendesak untuk memperkuat pemahaman masyarakat, khususnya UMKM, tentang pentingnya literasi keuangan dalam era digital. Dalam konteks perkembangan teknologi digital yang pesat, pemahaman tentang manajemen keuangan yang baik menjadi semakin vital bagi UMKM agar dapat bertahan dan berkembang dalam pasar yang kompetitif.
H. Anton Sukartono Suratto, M.Si selaku Anggota Komisi I DPR RI dalam Keynote Speech nya mengetakan bahwa transformasi digital telah terjadi di sendi-sendi pemenuhan kebutuhan individu dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu bentuk transformasi digital yang berdampak langsung pada pemenuhan kebutuhan hidup suatu individu adalah transformasi keuangan digital. Literasi keuangan digital tidak dapat dipisahkan dalam pengelolaan keuangan digital dan perlu untuk dipahami bagi setiap individu.
“Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa nilai transaksi digital banking di Indonesia telah tumbuh 13,48% secara tahunan pada tahun 2023 dengan nilai mencapai Rp58.478,24 dan nilai transaksi uang elektronik mencapai Rp835,84 triliun.
BI memproyeksikan pada tahun 2024, nilai transkasi uang elektronik akan tumbuh 25,77% secara tahunan dengan nilai mencapai Rp1.051,24 triliun”, ungkap Anton.
Data dari lembaga survei seperti Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan di Indonesia masih rendah, terutama di kalangan UMKM. Survei OJK tahun 2023 menemukan bahwa hanya sekitar 38% dari total responden yang memiliki pemahaman yang baik tentang manajemen keuangan.
Studi-studi dan jurnal terkait ekonomi juga menyoroti pentingnya literasi keuangan dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal ekonomi Indonesia menemukan bahwa UMKM yang memiliki tingkat literasi keuangan yang tinggi cenderung memiliki kinerja keuangan yang lebih baik.
Di samping itu, perkembangan teknologi digital telah mengubah lanskap bisnis secara signifikan, termasuk dalam hal pengelolaan keuangan. Adopsi teknologi digital dalam kegiatan keuangan seperti pembayaran online, pencatatan transaksi digital, dan analisis keuangan berbasis data semakin penting bagi kelangsungan bisnis UMKM.
Lebih lanjut Drs. Gun Gun Siswadi, M.Si Pegiat Literasi Digital mengatakan bahwa Hampir 80% penduduk Indonesia ini sudah terkoneksi dengan internet, artinya ada 221,5 juta orang Indonesia atau 79,5% ini sudah terkoneksi dengan internet. Jadi seluruh aktivitas menggunakan internet. Oleh karena itu jumlah yang besar ini juga harus dibarengi dengan peningkatan literasi informasi.
“Dari 221,5 juta orang itu ternyata yang menggunakan internet lebih banyak dikuasai oleh generasi muda kita. Ada generasi milenial ini 93,17% ternyata sudah menggunakan internet, kemudian disusul oleh generasi Z, 87,02% menggunakan internet, kemudian ada generasi X sekitar 83,69% , lalu disusul oleh Baby Boomer usia 60-69 tahun sebanyak 60,52%”, kata Gun Gun.
Sehingga tugas kita bersama adalah bagaimana meningkatkan pemanfaatan internet dengan baik supaya internet itu bukan hanya dimanfaatkan untuk hal-hal yang kurang produktif misalnya hanya melihat hiburan atau informasi-informasi tapi juga bagaimana internet ini bisa meningkatkan kesejahteraan kita.
Kegiatan forum diskusi ini menjadi platform yang tepat untuk mengatasi tantangan literasi keuangan digital. Dengan peserta yang hadir melalui aplikasi Zoom dan siaran langsung di YouTube, informasi dan pengetahuan tentang manajemen keuangan digital dapat disampaikan secara luas dan merata.
Diskusi ini juga memungkinkan para peserta untuk berbagi pengalaman, tips, dan saran tentang bagaimana mengoptimalkan penggunaan teknologi digital dalam manajemen keuangan UMKM.
Julia Corna Gumanti, SE sebagai Tokoh Perempuan dan Pemerhati Masyarakat Digital yang juga hadir sebagai narasumber kegiatan tersebut mengkaji dari segi sejarah mata uang di Dunia. Dimulai itu pada zaman prasejarah, transaksi belum mengenal yang namanya uang. Jadi ada transaksi dilakukan secara barter, saling bertukar barang.
Tetapi ternyata untuk sistem barter sendiri sulit untuk mengukur nilai barang tersebut. Maka pada tahun 2500 sebelum masehi di zamannya nabi tercipta transaksi menggunakan emas. Tetapi masyarakat pada zaman itu yang mempunyai emas yang banyak kesulitan untuk menyimpan emas-emasan mereka.
Lalu pada tahun 1000 tahun sebelum masehi masyarakat Romawi menciptakan uang logam. Uang logam juga sampai sekarang masih kita pakai, cuma mungkin jenisnya berbeda.
“Lalu setelah uang logam terciptalah uang kertas. Uang kertas ini juga masih kita gunakan sampai sekarang. Mungkin kalau zaman sekarang uang kertas kita kenal sebagai uang tunai, kalau misalnya yang dari bank itu jenisnya ada cek ada giro”, lanjut Julia.
Pemilihan tema “Meningkatkan Literasi Keuangan Digital” juga sejalan dengan arah kebijakan pemerintah yang menekankan pentingnya penguatan literasi keuangan dalam mendukung inklusi keuangan dan pertumbuhan ekonomi.
Program-program seperti Gerakan Literasi Keuangan yang digulirkan oleh pemerintah mencerminkan upaya untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan keuangan di kalangan masyarakat, termasuk pelaku bisnis UMKM.
Selain itu, perusahaan-perusahaan teknologi dan lembaga keuangan semakin mengintensifkan upaya mereka dalam menyediakan solusi dan layanan keuangan digital yang mudah diakses dan dipahami oleh UMKM. Kolaborasi antara sektor publik dan swasta menjadi kunci dalam memperluas akses dan meningkatkan literasi keuangan di Indonesia.
Dalam era di mana transaksi keuangan semakin didigitalisasi, memiliki literasi keuangan digital yang kuat menjadi faktor penentu dalam keberhasilan dan kelangsungan bisnis UMKM. Oleh karena itu, forum diskusi ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam membangun kesadaran dan kapasitas masyarakat, khususnya UMKM, dalam mengelola keuangan mereka dengan bijaksana dan efisien dalam era digital ini. (FAH).
Post Comment