Buku Fotografi “HORAS” Sampaikan Literasi Melalui Visual
MEDAN – Bnews.id: Satu lagi karya buku fotografi muncul dari Sumatera Utara, dengan mengangkat tema “Batak Tempo Doeloe” buku foto besutan anak anak Medan ini dikemas dengan ciamik dalam buku 82 halaman tersebut.
Bermula dari rasa penasaran akan bagaimana Batak Tempo Dulu, Batak Imagery menciptakan sebuah foto konsep tentang Adat dan Budaya Batak Toba serta Aktifitas yang kerap dilakukan orang Batak dahulu kala.
“Contohnya kayak pasar, jaman dahulu gimana, itu kita gambarkan dalam fotografi. Terus juga bagaimana mossak atau seni bela diri Batak Toba yang sudah hampir punah,dan masih banyak lagi,” jelas Palti Siregar salah satu fotografer yang terlibat dalam produksi buku Horas ini.
Tak hanya tentang keindahan, buku fotografi ini juga diciptakan bertujuan untuk literasi dalam bentuk visual.
“kita ingin generasi yang sekarang dan yang akan datang tidak lupa akan sejarah makanya kita gambarkan ulang melalui foto yang kita konsep ini” Ujar Palti.
Dipersiapkan sejak November 2023, hampir lima bulan persiapan hingga terciptanya buku ini.
“Mulai dari riset kecil kecilan,diskusi dengan para senior serta budayawan,survei lapangan sudah kita lakukan sebelumnya” Tukas Palti.
Ferdy Siregar, Akademisi Fotografi yang juga terlibat dalam buku foto ini menyebut, foto yang berjumlah 50 dengan melibatkan 15 fotografer ini tak seluruhnya merupakan foto konsep.
“Ada juga beberapa foto yang memang menjadi kegiatan tahunan di seputaran Toba yang menjadi pelengkap di buku foto ini” Ujarnya.
Ferdy juga menjelaskan bahwa buku fotografi ini dapat dijadikan referensi untuk mempelajari Batak Toba secara umum.
“Ya mungkin belum selengkap tulisan,namun kita coba ramu melalui visual agar orang tertarik untuk belajar budaya Batak Toba” Jelas Ferdy.
Diharapkan buku fotografi yang akan diserahkan ke perpustakaan dan museum negeri ini dapat menambah wawasan serta menjadi referensi masyarakat akan adat dan budaya Batak Toba dan tak lupa akan sejarah.
Kedepannya Batak Imagery akan membuat projek-projek adat atau suku lainnya.
“Mungkin yang terdekat kita akan eksplor Barus,Tapteng dimana sebagai titik nol peradaban Islam di Indonesia” Tutup Ferdy. (Mrp).